Sebuah Pengalaman Pertemanan Masa Kuliah

Tulisan ini saya persembahkan untuk teman teman seangkatan saya di FKG Univ. Mahasaraswati. Sebuah langkah awal pertemanan yang dewasa, dimana walaupun satu kelas jumlahnya banyak banget 73 anak, tapi saya ga mengenal lebih dari 1/3 nya. Membuktikan bahwa teori semakin dewasa seseorang maka lingkaran pertemanannya semakin menyempit, dan walaupun teori itu terbukti benar, belakangan ini saya menarik kesimpulan yang berbeda.

Jujur saya nggak mau nyalahin diri saya sendiri ketika engga melibatkan diri dalam pertemanan, di masa perkuliahan saya mengalami krisis di diri saya sendiri, yang kalo saya inget inget penyebabnya sangat receh tapi pas itu kaya kena penyakit serius yang ga ada obatnya.

Di masa itu saya cukup apatis dengan kondisi teman teman saya, memang sih pada dasarnya saya anak yang cuek, cuma baru baru ini ada yang rasanya membuat saya sangat merasa bersalah. Jadi saya mungkin bisa dikatakan membully dengan saya melihat dia ga seceria anak lain, cuma saya mendiamkan, saya engga berusaha menanyakan kondisinya dia atau ngajak dia bicara, saya ngediemin dia karena ya gatau, dia diem aja, dan saya hanya ga mau ikut campur.

Waktu itu saya nggak tau apa yang saya lakukan itu benar atau salah, tapi baru baru ini dia buat thread d instagramnya yang menjelaskan kondisinya saat itu. Saya minta maaf sekali, dia ngrasain kondisi yang kaya gitu, sangat buruk sekali, bener bener buruk sampe coba buat bunuh diri. Apa yang dia lalui ga sebanding sama penyakit hidup yang buat saya lemes lemes ga jelas.Padahal pada masa itu, saya selalu satu kelompok kerja sama dia.

Tujuh puluh tiga anak disatukan dalam satu kelas, seharusnya saya punya lebih banyak teman daripada SMA, lebih banyak cerita dan keseruan, tapi pada nyatanya saya hanya banyak menghabiskan waktu saya dengan dua orang saja di masa masa S.KG yaitu dengan Hary dan Praba.

Ga banyak hal yang dilalui, palingan cuma makan, kuliah, udah segitu aja. Saya ga punya geng kaya SMA yang masak bareng, jalan jalan bareng, cerita bareng atau nangis bareng. Empat tahun berlalu meninggalkan kesan bahwa saya hanya hidup bersama dengan mereka tanpa adanya kenangan satu sama lain yang berkesan, sungguh saya sangat menyayangkan waktu waktu yang berlalu.

Walaupun pada masa itu saya mengikuti BEM dan kegiatan perpanitiaan yang lainnya, saya engga merasakan namanya ikatan yang kuat seperti pertemanan SMA. Waktu berjalan, saya sering menangis sendiri karena engga menemukan perasaan yang sama dalam berteman, saya sangat sangat kesepian, riuh gaduh tapi sendirian, merasa sendirian diantara 72 anak yang seumuran dan satu jurusan.

Titik balik pertemanan ini saya temukan justru dalam masa kejatuhan saya. Siapapun yang mengenal saya dikelas pasti mengetahui bahwa saya cukup menyenangi masa belajar, cukup lumayan saat ujian, dan walaupun dinyatakan tidak lulus saat yudisium pertama, nilai ipk saya diatas 3.

Jadi, awal saya mendapatkan teman adalah ketika penelitian skripsi. Jadi ada 5 anak yang ambil penelitian di dept. Bedah Mulut diminta untuk survey dan daftar penelitian di LSIH univ. Brawijaya Malang untuk penelitian sel fibroblas secara in vitro, yang pada saat itu di Bali belum ada. Proses perjalanan inilah yang membuat saya lebih dekat dengan sosok Lilik dan Gandhi. Walaupun sebenarnya saya satu kkn dengan si Gandhi.

Selesai masa skripsi yang penuh dengan pengulangan penelitian sana sini, saya masuk koas dengan terlambat satu putaran. Saya dikumpulkan dalam satu cluster 1-AA. disini saya mulai dekat dengan Maya dan Dyah.

Dari Dyah saya mendapatkan cerita yang sama tentang pertemanan, dimana dia juga bercerita bahwa dia merasakan perasaan yang sama saat masa S.KG, dari sederet kejadian ini saya menarik kesimpulan, kita berada dalam pergolakan perasaan yang sama, kesepian dalam keramaian, tapi memang belum waktunya untuk menemukan teman.

Masa klinik atau koas, mungkin bukan masa terbaik saya, tapi jauh lebih baik dari pada masa S.KG. Disini teman saya banyak :) Saya senang sekali ada yang tiba tiba bercerita dengan saya mengenai apapun itu, saya merasa menjadi manusia lagi. Saya senang punya teman makan di kantin, saya juga senang ada yang chat saya nggak cuma nanyain jawaban soal, saya juga senang ada yang ajak saya janjian untuk kerja praktikum.

Makin lama di klinik ternyata teman saya makin banyak, sekarang saya juga dekat dengan Kartika, pacarnya Gandhi, dia sobat sial yang ganti nama jadi sobat beruntung. Saya juga dekat dengan Ecik, Opik, Razi, Rai, Cesa, Gung Wira, Kak Ade, banyak! Maaf kalo belum kesebut. Ternyata saya hanya butuh waktu, dan ternyata semua yang saya pikirkan bahwa 72 anak itu tidak menyenangkan sebenernya sepenuhnya engga bener. Semakin kenal mereka, semakin paham semakin menyayangi (sebagai teman mohon dicatat saudara saudara)

Waktu yang sulit ini justru mengembalikan saya menjadi manusia sebagai mahluk sosial, walaupun target praktikum koas saya masih banyak, tapi sebenarnya selama ada teman, saya menikmatinya. Walaupun kadang dikata katain karena saya salah SOP sama dosen, setelah itu saya curhat dan ada yang nyemangatin, rasanya pulih lagi.

Karena saya pernah ada d posisi ga enak, kesepian. Sekarang dan akhir - akhir ini saya berusaha buat engga apatis lagi sama temen temen saya. Saya engga tau siapa diantara mereka yang butuh bantuan, saya gatau masalah apa yang dihadapi, dan buat kamu yang baca dan sedang ada masalah, jangan ragu buat cerita. Keterbukaan awal mula sebuah ikatan, manusiawi kok punya masalah, siapapun pernah.

Lingkaran pertemanan yang sempit, sebenernya ga bisa jamak diartikan, cuma semakin dewasa pertemanan kita semakin berkelompok sesuai dengan minat, hobby, pekerjaan, kesamaan nasib, dll. Kita ga bisa punya kelompok besar seperti SMA, kita hanya punya kelompok kelompok lecil yang didasari kesamaan di atas. Itu nggak salah, cuma gaya baru dalam berinteraksi yang di awal buat kita kaget.

Dan terakhir buat teman temanku yang lain, yang belum kesebut, maaafff pas nulis ini aku nggak lagi mikirin kalian atau mungkin buat yang kita butuhin momen yang memperlihatkan kesamaan kita sehingga kita bisa lebih dekat satu sama lain. I was hate you, but now i love you, Alveolar.

Comments

  1. Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
    Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
    Memiliki 9 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
    Link Alternatif :
    arena-domino.club
    arena-domino.vip
    100% Memuaskan ^-^

    ReplyDelete

Post a Comment