Kata Weda berasal dari bahasa sansekerta dari akar kata wid , yang artinya mengetahui sehingga
Weda berarti sebuah buku mengenai pengetahuan suci agama.
Bahasa yang dipergunakan
dalam Weda disebut bahasa Sansekerta, Nama sansekerta dipopulerkan oleh maharsi
Panini, yaitu seorang penulis Tata Bahasa Sensekerta yang berjudul Astadhyayi
yang sampai kini masih menjadi buku pedoman pokok dalam mempelajari Sansekerta.
Sebelum nama Sansekerta menjadi populer, maka bahasa yang dipergunakan dalam Weda dikenal dengan nama Daiwi Wak (bahasa/sabda Dewata). Tokoh yang merintis penggunaan tatabahasa Sansekerta ialah Rsi Panini. Kemudian dilanjutkan oleh Rsi Patanjali dengan karyanya adalah kitab Bhasa. Jejak Patanjali diikuti pula oleh Rsi Wararuci.
Weda merupakan sumber dari kelima perangkat naskah suci lainnya yang
merupakan sumber naskah tentang masalah duniawi dan alam kelepasan (moksa).
Weda adalah pengetahuan suci yang luar biasa (Apauru Seda).
Maha Rsi Manu membagi jenis Weda ke dalam dua kelompok besar, yaitu Weda
Sruti dan Weda Smriti.
Weda
adalah kitab suci yang mencakup berbagai aspek kehidupan yang diperlukan oleh
manusia. Berdasarkan materi, isi dan luas lingkupnya, maka jenis buku weda itu
banyak. maha Rsi Manu membagi jenis isi Weda itu ke dalam dua kelompok besar yaitu
Weda Sruti dan Weda Smerti.
Pembagian
ini juga dipergunakan untuk menamakan semua jenis buku yang dikelompokkan
sebagai kitab Weda, baik yang telah berkembang dan tumbuh menurut tafsir
sebagaimana dilakukan secara turun temurun menurut tradisi maupun sebagai wahyu
yang berlaku secara institusional ilmiah.
Kelompok
Weda Sruti isinya hanya memuat wahyu, sedangkan kelompok Smerti isinya
bersumber dari Weda Sruti, jadi merupakan manual, yakni buku pedoman yang
sisinya tidak bertentangan dengan Sruti. Baik Sruti maupun Smerti, keduanya
adalah sumber ajaran agama Hindu yang tidak boleh diragukan kebenarannya.
Agaknya sloka berikut ini mempertegas pernyataan di atas.
Srutistu wedo wijneyo dharma
sastram tu wai smerth,
te sarrtheswamimamsye tab
hyam dharmohi nirbabhau. (M.
Dh.11.1o).
Artinya:
Sesungguhnya Sruti adalah Weda, demikian pula Smrti itu adalah dharma sastra, keduanya harus tidak boleh diragukan dalam hal apapun juga karena keduanya adalah kitab suci yang menjadi sumber ajaran agama Hindu. (Dharma)
Sesungguhnya Sruti adalah Weda, demikian pula Smrti itu adalah dharma sastra, keduanya harus tidak boleh diragukan dalam hal apapun juga karena keduanya adalah kitab suci yang menjadi sumber ajaran agama Hindu. (Dharma)
Weda khilo dharma mulam
smrti sile ca tad widam,
acarasca iwa sadhunam
atmanastustireqaca. (M. Dh.
II.6).
Artinya:
Seluruh Weda merupakan sumber utama dari pada agama Hindu (Dharma), kemudian barulah Smerti di samping Sila (kebiasaan- kebiasaan yang baik dari orang-orang yang menghayati Weda). dan kemudian acara yaitu tradisi dari orang-orang suci serta akhirnya Atmasturi (rasa puas diri sendiri).
Seluruh Weda merupakan sumber utama dari pada agama Hindu (Dharma), kemudian barulah Smerti di samping Sila (kebiasaan- kebiasaan yang baik dari orang-orang yang menghayati Weda). dan kemudian acara yaitu tradisi dari orang-orang suci serta akhirnya Atmasturi (rasa puas diri sendiri).
Srutir wedah samakhyato
dharmasastram tu wai smrth,
te sarwatheswam imamsye
tabhyam dharmo winir bhrtah.
(S.S.37).
Artinya:
Ketahuilah olehmu Sruti itu adalah Weda (dan) Smerti itu sesungguhnya adalah dharmasastra; keduanya harus diyakini kebenarannya dan dijadikan jalan serta dituruti agar sempurnalah dalam dharma itu.
Ketahuilah olehmu Sruti itu adalah Weda (dan) Smerti itu sesungguhnya adalah dharmasastra; keduanya harus diyakini kebenarannya dan dijadikan jalan serta dituruti agar sempurnalah dalam dharma itu.
Dari
sloka-sloka diatas, maka tegaslah bahwa Sruti dan Smerti merupakan dasar utama
ajaran Hindu yang kebenarannya tidak boleh dibantah. Sruti dan Smerti merupakan
dasar yang harus dipegang teguh, supaya dituruti ajarannya untuk setiap usaha.
A. WEDA SRUTI
Weda Sruti adalah kelompok Weda yang ditulis oleh para Maha Rsi melalui
pendengaran langsung dari Wahyu Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kelompok Weda Sruti
menurut Bhagawan Manu merupakan Weda yang sebenarnya atau Weda Orisinil.
Menurut sifat isinya Weda ini dibagi atas 3 macam , antara lain :
1. Bagian Mantram
2. Bagian Brahmana (Karma Kanda)
3. Bagian Upanisad / Arnyaka (Jnana Kanda)
MANTRA
o Bagian Mantra terdiri dari empat himpunan (Samhita)
yang disebut Catur Weda Samhita, Yaitu :
§ Rg. Weda atau Rg. Weda Samhita
§ Sama Weda atau Sama Weda Samhita
§ Yajur Weda atau Yajur Weda Samhita
§ Arthawa Weda atau Artawa Weda Samhita
o Dari keempat kelompok Weda tersebut, tiga kelompok
pertama sering disebut sebagai mantra yang berdiri sendiri. Oleh karena itu
disebut Trayi Weda atau Tri Weda
o Pembagian Kelompok isi Weda, yaitu sebagai berikut :
§ Rg. Weda Samhita merupakan kumpulan mantra – mantra
yang memuja ajaran – ajaran umum dalam bentuk pujaan.
§ Sama Weda Samhita merupakan kumpulan mantra – mantra
yang memuat ajaran umum mengenai lagu – lagu pujaan atau saman.
§ Yayur Weda Samhita merupakan kumpulan mantra – mantra
yang memuat ajaran umum mengenai pokok – pokok yadnya (yajus, pluralnya
yajumsi). Jenis Weda ada 2 macam, yaitu :
·
Yajur Weda
Hitam (Kresna Yajur Weda) yang terdiri dari beberapa resensi, antara lain
Taitriya Samhita dan Maitrayani Samhita
·
Yajur Weda
Putih (Sukla Yajur Weda), yang disebut juga Maitrayeni Samhita.
§ Atharwa Weda Samhita merupakan kumpulan mantra –
mantra yang bersifat magis (Atharwan)
o Kitab Rg. Veda merupakan kumpulan dari ayat – ayat
tertentu. Sakala, Baskala, Aswalayana, Sankhayayana, dan Madukeya. Dari lima
macam resensiyang masih terpelihara adalah resensi Sakala, sedangkan resensi –
resensi lainnya banyak yang tidak sempurna lagi karena mantranya hilang.
o Berdasarkan resensi itu, Rg. Weda Samhita terdiri dari
1.017 hymna atau 1028 mantra termasuk bagian mantra Walakhitanya atau disebut
pula terdiri dari 105.801/2 stanza atau 153.862 kata – kata atau 432.000 suku kata.
o Rg. Weda terbagi atas 10 mandala yang tidak sama
panjangnya. Di samping pembagian atau 10 mandala, Rg. Veda terbagi pula atas 8
bagian yang disebut ‘Astaka’ Mandala 2-8 merupakan himpunan ayat – ayat dari
keluarga – keluarga maha resi tunggal, sedangkan mandala 1,9,10 merupakan
himpunan dari banyak maha resi.
o Sama Weda terdiri dari 1.810 mantra, atau kadang –
kadang ada yang mengatakan 1.875. Sama Weda terbagi atas 2 bagian yaitu sebagai
berikut :
§ Bagian Arcika terdiri dari mantra – mantra pujaan yang
bersumber pada Rg. Veda
§ Bagian Uttararcika, yaitu himpunan mantra – mantra
yang bersifat tambahan. Kitab ini terdiri dari beberapa buku nyanyian pujangga
(gana), kitab yang masih kita jumpai, antara lain Ranayaniya, Kautama, dan
Jaiminiya (Talawakara)
§ Yajur Weda terdiri dari mantra – mantra yang sebagian
besar bersal dari Rg. Veda. Ditambah dengan beberapa mantra tambahan baru.
Tambahan ini umumnya berbentuk prosa. Menurut Bhagawan Patanjali, kitab ini
terdiri dari 101 resensi yang sebagian besar sudah lenyap. Kitab ini terbagi
atas dua bagian , yaitu :
·
Yajur Weda
Hitam :
o Katakhassamhita
o Mapisthalakathasamhita
o Maitrayamisamhita
o Taithiriyasahimta. Yang terdiri dari dua aliran ,
yaitu Apastamba dan Hiranyakesin
·
Yajur Weda
Putih (sukla Yajur Weda, juga dikenal Wajasaneyi Samhita). Kitab initerdiri
dari dua resensi, yaitu Kanwa dan Madhayandina.
·
Yajur Weda
Putih terdiri dari 1.975 mantra yang isinya menguraikan tentang berbagai jenis
yadnya besar, seperti Wajapeya, Rajasuya, Asmaweda, Sarmaweda, dan berbagai jenis
yadnya lainnya. Bagian Terakhirdari weda ini memuat ayat – ayat yang kemudian
dijadikan Isopanisad.
·
Atharwa Weda
yang disebut Atharwawedangira, merupakan kumpulan mantra – mantra yang juga
banyak berasal dari Rg. Weda. Kitab ini memiliki 5.987 mantra (puisi dan
prosa). Kitab ini terpelihara dalam 2 resensi yaitu sebagai berikut :
o Resensi Saunakka. Resensi ini terbagi atas 21 buku
o Resensi Plaipplada
·
BRAHMANA
o Bagian Kedua yang terpenting dari kitab Sruti adalah
bagian yang disebut ‘Brahmana’ atau ‘Karma Kanda’ . Himpunan buku – buku ini
disebut Brahmana. Tiap – tiap mantra (Rg. Weda, Sama Weda, Yajur Weda, dan
Atharwa Weda) memiliki Brahmana. Brahmana berarti doa. Jadi, kitab Brahmana
adalah kitab yang berisi himpunan doa – doa yang dipergunakan untuk keperluan
upacara yadnya.
o Kitab Rg. Weda memiliki Dua Jenis Buku Brahmana, Yaitu
Aitareya Brahmana dan Kausitaki Brahmana (Sankyana Brahmana). Kitab Brahmana
yang pertama terdiri dari 40 bab dan yang kedua terdiri dari 30 bab.
o Kitab Yajur Weda memiliki beberapa kitab ‘Brahmana’
Yajur Weda Hitam (Krsna Yajur Weda) memiliki Taittriya Brahmana
o Yajur Weda Putih (Sukla Yajur Weda) memiliki satapatha
Brahmana. Nama ini disebut demikian karena kitab ini terdiri dari 100 adhyana.
·
UPANISAD
o Aranyaka atau Upanisad adalah himpunan mantra – mantra
yang membahas berbagai aspek teori mengenai keTuhanan.
o Di dalam penelitian berbagai naskah suci Hindu, Dr. G.
Sriniwasa Murti di dalam introduksi kitab Saiwa Upanisad mengemukakan bahwa
tiap – tiap sakha (cabang ilmu) merupakan satu upanisad, antara lain :
§ Rg. Weda terdiri dari 21 Sakha
§ Sama Wedha terdiri dari 1000 sakha
§ Yajur Wedha terdiri dari 109 Sakha
§ Atharwa Wedha terdiri dari 50 sakha
o Berdasarkan Jumlah sakha, yaitu 1.180 sakha maka
jumlah Uphanisad seyognyanya berjumlah 1.180 buah buku. Tetapi berdasarkan
catatan Muktikopanisad, jumlah uphanisad disebut secara tegas adalah sebanyak
108 buah buku . Adapun perincian dari pada kitab – kitab Upanisad itu adalah
sebagai berikut :
·
Upanisad yang
tergolong jenis Rg. Weda yaitu Aitareya, Kausitaki, dll
·
Uphanisad
yang tergolong Sama Weda yaitu Kena, Chandogya, dll.
·
Uphanisad
yang tergolong Yajur Weda, yaitu :
o Yajur Weda Hitam : Kathawali , Taittriyaka, dll
o Yajur Weda Putih : Isawasya, Subata, dll.
·
Upanisad yang
tergolong Jenis Atharwa Weda , Yaitu :
o Prana, Munduka , dll.
B. WEDA SMRTI
Smerti
adalah Weda yang disusun kembali berdasarkan ingatan. Penyusunan ini didasarkan
atas pengelompokan isi materi secara sistematis menurut bidang profesi. Secara
garis besarnya Smerti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yakni
kelompok Wedangga (Sadangga), dan kelompok Upaweda.
Kelompok
Wedangga:
Kata
Wedangga, terdiri dari kata Weda dan Angga (bahasa sansekerta). Weda berarti
ilmu pengetahuan suci dan angga berarti bagian atau anggota. Kelompok ini
disebut juga Sadangga. Wedangga terdiri dari enam bidang Weda yaitu:
1. Siksa (Phonetika)
Isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara tepat dalam pengucapan mantra serta rendah tekanan suara.
Isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara tepat dalam pengucapan mantra serta rendah tekanan suara.
Adapun
Kitab – kitab Pratishakya yang masih sampai saat ini adalah :
·
Rg.
Weda Pratishakya
·
Taittriya
Pratishakya Sutra
·
Wajasaneyi
Pratisahya Sutra
·
Sama
Pratisakhya Sutra
·
Atharwa
Weda Pratisakhya Sutra
2. Wyakarana (Tata Bahasa)
Merupakan suplemen batang tubuh Weda dan dianggap sangat penting serta menentukan, karena untuk mengerti dan menghayati Weda Sruti, tidak mungkin tanpa bantuan pengertian dan bahasa yang benar.
Merupakan suplemen batang tubuh Weda dan dianggap sangat penting serta menentukan, karena untuk mengerti dan menghayati Weda Sruti, tidak mungkin tanpa bantuan pengertian dan bahasa yang benar.
3. Chanda (Lagu)
Adalah cabang Weda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa yang disebut lagu. Sejak dari sejarah penulisan Weda, peranan Chanda sangat penting. Karena dengan Chanda itu, semua ayat-ayat itu dapat dipelihara turun temurun seperti nyanyian yang mudah diingat.
Adalah cabang Weda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa yang disebut lagu. Sejak dari sejarah penulisan Weda, peranan Chanda sangat penting. Karena dengan Chanda itu, semua ayat-ayat itu dapat dipelihara turun temurun seperti nyanyian yang mudah diingat.
4. Nirukta
Memuat berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata yang terdapat di dalam Weda.
Memuat berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata yang terdapat di dalam Weda.
Kitab
Nirukta hasil karya Begawan Yaska , isinya menguraikan tentang tiga macam suatu
hal, yaitu sebagai berikut :
·
Memuat
kata- kata yang memiliki arti sama atau Naighantuka Kanda
·
Memuat
kata- kata yang memiliki arti ganda atau disebut Naighama Kanda
·
Memuat
tentang nama – nama Dewa yang ada di angkasa , bumi , dan surga disebut
Daiwatganda
5. Jyotisa (Astronomi)
Merupakan pelengkap Weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan yadnya, isinya adalah membahas tata surya, bulan dan badan angkasa lainnya yang dianggap mempunyai pengaruh di dalam pelaksanaan yadnya.
Merupakan pelengkap Weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan yadnya, isinya adalah membahas tata surya, bulan dan badan angkasa lainnya yang dianggap mempunyai pengaruh di dalam pelaksanaan yadnya.
Di
antara kitab Jyotisha, yang masih sampai saat ini adalah kitab Jyotisha
Wedangga. Kitab ini memiliki hubungan dengan kitab Weda Sruti, Rg. Weda, dan
Yajur Weda.
6. Kalpa
Merupakan kelompok Wedangga (Sadangga) yang terbesar dan penting. Menurut jenis isinya, Kalpa terbagi atas beberapa bidang, yaitu bidang Srauta, bidang Grhya, bidang Dharma, dan bidang Sulwa.
Merupakan kelompok Wedangga (Sadangga) yang terbesar dan penting. Menurut jenis isinya, Kalpa terbagi atas beberapa bidang, yaitu bidang Srauta, bidang Grhya, bidang Dharma, dan bidang Sulwa.
Srauta
memuat berbagai ajaran mengenai tata cara melakukan yajna, penebusan dosa dan
lain-lain, terutama yang berhubungan dengan upacara keagamaan.
Grhyasutra,
memuat berbagai ajaran mengenai peraturan pelaksanaan yajna yang harus
dilakukan oleh orang-orang yang berumah tangga.
Dharmasutra
adalah membahas berbagai aspek tentang peraturan hidup bermasyarakat dan
bernegara. Dan Orang Suci yang menuliskan kitab Dharma Sutra Adalah :
·
Bhagawan
Manu
·
Bhagawan
Apastamba
·
Bhagawan
Bhaudhayana
·
Bhagawan
Harita
·
Bhagawan
Wisnu
·
Bhagawan
Wasistha
·
Bhagawan
Waikanasa
·
Bhagawan
Yajnawalkya
·
Bhagawan
Parasara
Agama
Hindu mengajarkan kepada umatnya, bahwa dalam hidup dan kehidupan kita ini,
dilalui oleh 4 zaman atau disebut juga Catur Yuga. Bhagawan Shankalikhita
menjangkau bahwa masing – masing dari catur Yuga mempunyai Dharma Sastranya
Tersendiri, seperti berikut :
a. Pada masa Satya/Krtha Yuga
berlaku kitab Manawa d\Dharma Sastra yang ditulis oleh Bhagawan Manu
b. Pada Masa Trita Yuga berlaku
kitab Dharma Sastra yang ditulis Oleh Bhagawan Yajnawalkhya
c. Pada Masa Dwapara Yuga berlaku
kita Dharma Sastra buah karya Bhagawan Sankha Likhita
d. Pada masa Kali Yuga
dipergunakan Dharma Sastra yang ditulis Oleh Bhagawan Parasara
Sulwasutra,
adalah memuat peraturan-peraturan mengenai tata cara membuat tempat
peribadatan, misalnya Pura, Candi dan bangunan-bangunan suci lainnya yang
berhubungan dengan ilmu arsitektur.
Kelompok
Upaweda:
Adalah kelompok kedua yang sama pentingnya dengan Wedangga. Kelompok Upaweda terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
Adalah kelompok kedua yang sama pentingnya dengan Wedangga. Kelompok Upaweda terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Itihasa
Merupakan jenis epos yang terdiri dari dua macam yaitu Ramayana dan Mahabharata. Kitan Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Seluruh isinya dikelompokkan kedalam tujuh Kanda dan berbentuk syair. Jumlah syairnya sekitar 24.000 syair. Adapun ketujuh kanda tersebut adalah Ayodhya Kanda, Bala Kanda, Kiskinda Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan Utara Kanda. Tiap-tiap Kanda itu merupakan satu kejadian yang menggambarkan ceritra yang menarik. Di Indonesia cerita Ramayana sangat populer yang digubah ke dalam bentuk Kekawin dan berbahasa Jawa Kuno. Kekawin ini merupakan kakawin tertua yang disusun sekitar abad ke-8.
Disamping Ramayana, epos besar lainnya adalah Mahabharata. Kitab ini disusun oleh maharsi Wyasa. Isinya adalah menceritakan kehidupan keluarga Bharata dan menggambarkan pecahnya perang saudara diantara bangsa Arya sendiri. Ditinjau dari arti Itihasa (berasal dari kata "Iti", "ha" dan "asa" artinya adalah "sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya") maka Mahabharata itu gambaran sejarah, yang memuat mengenai kehidupan keagamaan, sosial dan politik menurut ajaran Hindu. Kitab Mahabharata meliputi 18 Parwa, yaitu Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirataparwa, Udyogaparwa, Bhismaparwa, Dronaparwa, Karnaparwa, Salyaparwa, Sauptikaparwa, Santiparwa, Anusasanaparwa, Aswamedhikaparwa, Asramawasikaparwa, Mausalaparwa, Mahaprastanikaparwa, dan Swargarohanaparwa.
Diantara parwa-parwa tersebut, terutama di dalam Bhismaparwa terdapatlah kitab Bhagavad Gita, yang amat masyur isinya adalah wejangan Sri Krsna kepada Arjuna tentang ajaran filsafat yang amat tinggi.
2.
Purana
Merupakan kumpulan cerita-cerita kuno yang menyangkut penciptaan dunia dan silsilah para raja yang memerintah di dunia, juga mengenai silsilah dewa-dewa dan bhatara, cerita mengenai silsilah keturunaan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa serta memuat ceitra-ceritra yang menggambarkan pembuktian-pembuktian hukum yang pernah di jalankan.
Selain
itu Kitab Purana juga memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang
ceritra kejadian alam semesta, doa-doa dan mantra untuk sembahyang, cara
melakukan puasa, tatacara upacara keagamaan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara
bertirtayatra atau berziarah ke tempat-tempat suci. Dan yang terpenting dari
kitab-kitab Purana adalah memuat pokok-pokok ajaran mengenai Theisme
(Ketuhanan) yang dianut menurut berbagai madzab Hindu. Adapun kitab-kitab
Purana itu terdiri dari 18 buah, yaitu Purana, Bhawisya Purana, Wamana Purana, Brahma Purana, Wisnu Purana, Narada
Purana, Bhagawata Purana, Garuda Purana, Padma Purana, Waraha Purana, Matsya
Purana, Kurma Purana, Lingga Purana, Siwa Purana, Skanda Purana dan Agni
Purana.
Berdasarkan
Sifatnya , kedelapanbelas purana tersebut dibagi tiga kelompok yaitu :
1.
Satwika
Purana : Wisnu, Narada , Bhagawata, Garuda, Radma, dan Waraha.
2.
Rajasika
Purana : Nhrahmanda, Brhrahmawaiwarta, Markandenya Bhawisya, Waruna, dan Brahma
3.
Tamasika
Purana : Matsya, Kurma, Lingga, Siwa, Skanda, dan Agni
Kitab
Purana sangat pentingkarena memuat cerita – cerita yang menggambarkan
pembuktian – pembuktian hokum yang pernah di jalankan. Kitab ini merupakan kumpulan
– kumpulan juris Prudensi. Menurut Wisnu Purana III 6.24, meliputi hal- hal
sebagai berikut :
·
Cerita
mengenai penciptaan dunia
·
Cerita
mengenai Pralaya
·
Menjelaskan
Silsilah Dewa – dewa atau Bhatara
·
Cerita
mengenai zaman Manu atau Manwantara
·
Cerita
mengenai silsilah keturunan dan perkembangan dinasti Surya Wangsa dan Candra
Wangsa
Isi
kitab – kitab purana lainnya memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan
tentang cerita kejadian alam semesta, doa – doa dan mantra – mantrauntuk
sembahyang, cara melakukan puasa, tata cara upacara keagamaan, dan petunjuk –
petunjuk mengenai tata cara melakukan ziarah ke tempat – tempat suci.
3. Arthasastra
Adalah jenis ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok pemikiran ilmu politik. Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Nitisastra atau Rajadharma atau pula Dandaniti. Ada beberapa buku yang dikodifikasikan ke dalam jenis ini adalah kitab Usana, Nitisara, Sukraniti dan Arthasastra. Ada beberapa Acarya terkenal di bidang Nitisastra adalah Bhagawan Brhaspati, Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya.
Adalah jenis ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok pemikiran ilmu politik. Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Nitisastra atau Rajadharma atau pula Dandaniti. Ada beberapa buku yang dikodifikasikan ke dalam jenis ini adalah kitab Usana, Nitisara, Sukraniti dan Arthasastra. Ada beberapa Acarya terkenal di bidang Nitisastra adalah Bhagawan Brhaspati, Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya.
4. Ayur Weda
Adalah kitab yang menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rohani dengan berbagai sistem sifatnya. Ayur Weda adalah filsafat kehidupan, baik etis maupun medis. Oleh karena demikian, maka luas lingkup ajaran yang dikodifikasikan di dalam Ayur Weda meliputi bidang yang amat luas dan merupakan hal-hal yang hidup. Menurut isinya, Ayur Weda meliptui delapan bidang ilmu, yaitu:
Adalah kitab yang menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rohani dengan berbagai sistem sifatnya. Ayur Weda adalah filsafat kehidupan, baik etis maupun medis. Oleh karena demikian, maka luas lingkup ajaran yang dikodifikasikan di dalam Ayur Weda meliputi bidang yang amat luas dan merupakan hal-hal yang hidup. Menurut isinya, Ayur Weda meliptui delapan bidang ilmu, yaitu:
·
Salya
adalah ajaran mengenai ilmu bedah
·
Salkya
adalah ajaran mengenai ilmu penyakit
·
Kayakitsa
adalah ajaran mengenai ilmu obat obatan
·
Bhuta
Widya adalah ajaran mengenai ilmi Psikoterapi
·
Kaumara
Bhrtya adalah ajaran mengenai pendidikan anak – anak dam nerupakan dasar bagi
ilmu jiwa anak – anak
·
Aganda
Tantra adalah ilmu toksikologi
·
RasayamaTantra
adalah ilmu mukzizat
·
Wajikarana
Tantra adalah Ilmu Jiwa Remaja
Disamping
Ayur Weda, ada pula kitab Caraka Samhita yang ditulis oleh Maharsi Punarwasu.
Kitab inipun memuat delapan bidan ajaran (ilmu), yakni :
·
Sutrathana
, menguraikan ilmu pengobatan
·
Nidanasthana,
memuat penyakit yang bersifat umum
·
Wimanasthana
, menguraikan ilmu Panthologi
·
Indhiyastana,
materi Diagnosa dan Prognosa
·
Cikitasasthana
, pokok- pokok ilmu terapi
·
Kalpasthana,
ajaran bidang terapi secara umum
·
Siddisthana,
pokok – pokok terapi secara umum
Kitab
yang sejenis pula dengan Ayurweda, adalah kitab Yogasara Yogasastra. Kitab ini
ditulis oleh Bhagawan Nagaryuna. isinya memuat pokok-pokok ilmu yoga yang
dirangkaikan dengan sistem anatomi yang penting artinya dalam pembinaan
kesehatan jasmani dan rohani.
Kitab
Susruta Samhita ditulis oleh Bhagawan Susanta. Kitab ini isinya menguraikan
tentang pentingnya ajaran umum si bidang ilmu bedah. Kitab Susruta Samhita juga
mencatat berbagai alat – alat yang digunakan dalam pembedahan
Kitab
Kama Sutra ditulis oleh Bhagawan Watsyayana, berhubungan dengan Wajikarana
Tantra yang menguraikan tentang ilmu jiwa Remaja.
5. Gandharwaweda
Adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni. Ada beberapa buku penting yang termasuk Gandharwaweda ini adalah Natyasastra (yang meliputi Natyawedagama dan Dewadasasahasri), Rasarnawa, Rasaratnasamuscaya dan lain-lain.
Adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni. Ada beberapa buku penting yang termasuk Gandharwaweda ini adalah Natyasastra (yang meliputi Natyawedagama dan Dewadasasahasri), Rasarnawa, Rasaratnasamuscaya dan lain-lain.
6. Kama Sastra
Kama
Sastra adalah termasuk kitab suci agama Hindu pada bagian Smrti (Upa Weda).
Kama Sastra sebagai bagian darijenis kitab Upa Weda isinya menguraikan tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan Asmara , Seni, atau Rasa Indah
Diantaranya
kitab Kama Sastra yang terkenal adalah karya dari Bhagawan Watsyayana.
7. Agama
Kitab
Agama baru ada setelah agama Hindu berkembang di Dunia.
Dari
uraian di atas, maka jelaslah bahwa kelompok Weda Smerti meliptui banyak buku
dan kodifikasinya menurut jenis bidang-bidang tertentu. Ditambah lagi
kitab-kitab agama misalnya Saiwa Agama, Vaisnawa Agama dan Sakta Agama dan
kitab-kitab Darsana yaitu Nyaya, Waisesika, Samkhya, Yoga, Mimamsa dan Wedanta.
Kedua terakhir ini termasuk golongan filsafat yang mengakui otoritas kitab Weda
dan mendasarkan ajarannya pada Upanisad. Dengan uraian ini kiranya dapat
diperkirakan betapa luasnya Weda itu, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
Di dalam ajaran Weda, yang perlu adalah disiplin ilmu, karena tiap ilmu akan
menunjuk pada satu aspek dengan sumber-sumber yang pasti pula. Hal inilah yang
perlu diperhatikan dan dihayati untuk dapat mengenal isi Weda secara sempurna.
( dirangkum dari berbagai sumber. )
makasi yaa infonya :)
ReplyDeletesuksema infonyaaa
ReplyDeletelike !
ReplyDeletethanks infonya, membantu sekali utk UTS besok :)
ReplyDeletemakasi yaa , bantu tugas bgt :)
ReplyDeleteNice!
ReplyDeleteternyata yg dimaksut\d dg kitap weda itu tidak hanya terdiri dari buku tunggal (1 buku seperti al-quran)...
ReplyDeletewada semerti dan weda surti.. kwmudian ada banyak lagi weda., jadi bingung., pedoman umat hindu itu kitap yg mana..,??
mohon penjelasanya.. sukma
Pedomannya semuanya, itu dibagi bagi agar mudah mempelajarinya
Deletemakasi ya udah baca blognya :)
ReplyDeleteriwanca : pedomannya banyak tapi tergantung kebutuhan, tapi aku biasanya pakai sarascamurcaya buat pedoman untuk bertingkah laku :)
terima ksh, sdh menambah wawasan
ReplyDeleteMkasii.. berguna bt.. :)
ReplyDeletethank's ya..membantu bnget buat materi besok
ReplyDeleteKalau perbedaan itihasa dan purana itu apa ya kak?
ReplyDeleteItihasa : berisi epos Mahabharata ( 18 Parwa ) dan Ramayana ( 7 Parwa ).
DeletePurana : cerita kuno
makasi, sangat membantu
ReplyDeleteijin copas ya buat tugas sekolah :D
ReplyDeletesama
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletesaya ingin mendapatkan terjamah kitab sruti, diamana harus saya cari
ReplyDeletesaya sedang mencari terjemahan kitab sruti, dimana harus saya dapatkan
ReplyDeletesaya sedang mencari terjemahan kitab sruti, dimana harus saya dapatkan
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBagus banget dian 👍
ReplyDeletemakasi infonya. ngebantu tugas banget :)
ReplyDeleteSuksma udah nulis blog ini. Sangat membantu (y)
ReplyDeleteMatur suksma
ReplyDeleteMatur suksma
ReplyDeleteMatur suksma
ReplyDeleteMatur suksma
ReplyDeleteMakasi 🙏
ReplyDeleteMakasih Banyak
ReplyDeleteMaaci
ReplyDeleteMaaci
ReplyDeleteGreat and I have a tremendous present: What Is In House Renovation Loan complete home renovation
ReplyDelete